Bukan Cuma Rebadge, Ini Alasan Polytron G3 Layak Dilirik

Kalau kamu lagi cari mobil listrik lokal dengan harga bersahabat dan fitur kekinian, nama Polytron G3 mungkin sudah muncul di radar kamu.
Tapi belakangan, muncul nih anggapan bahwa mobil listrik pertama dari Polytron ini cuma hasil rebadge alias ganti stiker dari produk China, tepatnya dari merek Skyworth Auto.
Nah, kami tertarik buat kupas tuntas soal ini. Benarkah G3 cuma rebadge? Atau ada hal lain yang bikin mobil ini sebenarnya punya karakter khas Indonesia?
G3 dan Skyworth: Bukan Kembar Identik
Kita mulai dari dasarnya dulu. Memang betul Polytron menjalin kerjasama dengan Skyworth Auto, sebuah pabrikan EV asal Tiongkok. Tapi, menurut pernyataan resmi dari Tekno Wibowo, Direktur Komersial Polytron, G3 bukan sekadar copy-paste dari Skyworth K.
"Rebadge itu nggak sepenuhnya benar," katanya, dikutip dari oto.detik.com. "Kami juga melakukan beberapa penyesuaian agar mobil ini sesuai dengan kebutuhan dan karakter orang Indonesia."
Jadi, yang terjadi adalah sharing platform, bukan sekadar menempelkan logo baru. Di dunia otomotif, sharing platform itu hal yang biasa, apalagi untuk mempercepat produksi dan efisiensi.
Bedanya di Mana Sih?
Kalau kita lihat dari ukuran bodi, memang Polytron G3 mirip banget dengan Skyworth K. Panjangnya sekitar 4,7 meter, lebar hampir 2 meter, dan punya wheelbase 2.800 mm. Tapi yang beda mencolok ada di sisi performa dan fitur.
Skyworth K dibekali baterai 85,97 kWh dan jarak tempuh hingga 620 km (NEDC). Sementara Polytron G3 dan G3+ hadir dengan baterai 51,916 kWh dan jarak tempuh sekitar 402 km (CLTC).
Ini artinya, versi Indonesia disesuaikan agar lebih cocok dengan kebutuhan mobilitas di sini, termasuk soal efisiensi dan harga jual.
Ada juga tambahan lokal yang unik. Misalnya, sistem audio XBR by Polytron yang dikembangkan langsung di dalam negeri, lengkap dengan woofer dan tweeter yang powerful.
Cocok banget buat kamu yang suka dengerin musik sambil nyetir.
Produksi Lokal: Langkah Strategis untuk Masa Depan
Yang bikin kami makin semangat adalah rencana jangka panjang Polytron dan Skyworth. Mereka akan membangun pabrik perakitan di Indonesia.
Langkah ini diambil untuk memangkas biaya impor, mempercepat distribusi, dan tentu aja, meningkatkan daya saing di pasar lokal.
Untuk saat ini, perakitan masih dilakukan oleh mitra lokal, PT Handal. Tapi investasi ke alat produksi sendiri sudah dimulai. Dalam tiga tahun ke depan, targetnya adalah merakit hampir 10.000 unit kendaraan listrik di dalam negeri.
Dengan strategi ini, bukan cuma harga yang bisa ditekan, tapi juga membuka lapangan kerja dan memperkuat ekosistem kendaraan listrik nasional.
Kenapa Ini Penting Buat Kamu?
Buat kamu yang masih ragu buat pindah ke mobil listrik, kehadiran produk seperti Polytron G3 bisa jadi titik awal yang menarik:
- Harganya lebih masuk akal karena diproduksi lokal.
- Fiturnya sudah disesuaikan dengan kebutuhan pengemudi di Indonesia, termasuk performa, kenyamanan, dan hiburan.
- Berkontribusi dalam perubahan besar menuju mobilitas yang lebih bersih dan berkelanjutan.
Bayangin, mobil yang kamu pakai nggak cuma hemat energi, tapi juga mendukung industri lokal.
Lebih dari Sekadar Logo, Ini Tentang Masa Depan Otomotif Kita
Jadi, apakah Polytron G3 cuma rebadge dari mobil China? Jawabannya: tidak sesederhana itu. Mobil ini lahir dari kolaborasi yang cerdas, dengan banyak penyesuaian agar cocok buat kamu yang tinggal di Indonesia.
Dan yang lebih keren, ini baru awal dari perjalanan panjang Polytron di dunia EV.
Kami percaya, pilihan kendaraan listrik makin hari makin beragam dan lebih terjangkau. Kalau kamu pengin mulai transisi ke mobil listrik, G3 bisa jadi opsi menarik yang layak dipertimbangkan.
- https://oto.detik.com/mobil-listrik/